“Man jadda wajada, Barang siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan tercapai setiap yang diusahakannya.”
Sebagian dari anda mungkin pernah mendengar kalimat yang saya pakai untuk judul di atas. Tetapi bisa jadi baru sekali ini mendengar. Ungkapan ini sering terdengar di kalangan masyarakat jawa untuk memberikan justifikasi kepada seorang yang –menurut kebanyakan orang- tidak memiliki potensi dan tidak memiliki kompetensi yang memadai, namun memiliki cita-cita yang luar biasa.
Cebol artinya si pendek. Nggayuh artinya keingi-nan untuk memiliki. Dan Rembulan adalah Bulan. Jangankan seorang yang pendek, orang yang tingginya di atas rata-rata pun tidak mungkin akan dapat mencapai bulan jika tanpa dibantu pesawat ruang angkasa. Demikian juga si pendek tadi bila dibantuk dengan pesawat ruang angkasa yang canggih dia bisa juga sampai di bulan.
Ilustrasi tadi memberikan gambaran bagi kita bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih cita-cita. Caranya bagaimana? Menurut sorang motifator ulung Andreas Hareva, bahwa untukj merealisasikan cita-cita salah satunya adalah dengan membuat cita-cita tadi menjadi terlihat nyata. Salah satu caranya dengan memvisualisasikan. Bisa dengan Gambar, foto, lukisan atau dengan media yang lain.
Bila telah tervisualisasi, maka setiap pagi dan sore tatap gambar tersebut samapai masuk dan di rekam oleh otak bawah sadar kita. Nah otak bawah sadar kita akan memproses terjadinya refleks atau reaksi setelah diisi oleh suatu fisualisasi. Efek selanjutnya adalah akan berpengaruh kepada sikap dan perilaku kita.
Salah satu contoh, bila kita bercita-cita menjadi orang kaya, dengan menmfisualisasikan salah satu simbol orang kaya –misalnya mobil dan kerja keras- maka karakter kita, sikap kita akan bertubah dari seorang yang berkarakter miskin dan pemalas akan menjadi orang yang berkarakter rajin dan kaya, paling tidak semangatnya.
Maka fisualisasi dari cita-cita selain dapat memberikan arah terhadap cita-cita tersebut juga bisa membangkitkan semnagat untuk bekerja dan berjuangh lebih keras lagi.
Kerja Keras Tanpa Batas
“Bekerjalah untuk duniamu, seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya. Dan bekerjalahuntuk akhiratmu, seakan-akan besok kau akan mati. (Al-Hadits)
Ketika menikah, Rasulullah memberikan Khadijah ra. 20 ekor unta sebagai mahar. Bisa kita hitung berapa duit harga 20 ekor unta tersebut. Katakanlah setiap ekornya seharga 6 juta, maka sudah 120 juta hanya untuk mahar saja.
Itu artinya betapa kaya Rasulullah saat itu. Bedakan dengan kita saat ini, berapa duit yang sudah kita kumpulkan di usia kita yang mungkin sama dengan rasulullah saat menikah. 25 tahun! Berapa tabungan yang kita miliki. Apa kendaraan yang kita naiki setiap hari. Jauh, sangat jauh sekali.
Namun, Rasulullah mendapatkan itu semua tidak sekonyng-konyong. Tetapi dengan KERJA KERAS. Umur 8 tahun, Rasulullah sudah sering melakukan perjalanan bisnis ke negara-negara tetangga. Walaupun keberangkatannya bersama dengan pamannya, tetapi Rasulullah tidak pernah menyu-sahkan pemannya. Sudah bisa MANDIRI. Sejak saat itulah kekayaan Muhammad bertambah tahun bertambah pesat.
Keadaan itulah yang menyebabkan Khodijah –seorang janda sekaligus pengusaha yang berhasil- jatuh hati dan memintanya untuk menjadi suami sekaligus menjadi manajer di perusahaan yang dimilikinya.
Bagaimana menurut Anda, apakah menjadi kaya di usia muda itu mustahil? Tidak. Paling tidak Rasulullah telah membuktikannya. Dan sekarang kita dapatkan banyak pengusaha-pengusaha sukses di usia muda. Memang kalau mau jujur di usia mudalah segala potensi bisa kita kerahkan untuk mencapai kesuksesan. Segala idealisme kita peras untuk wujudnya sebuah kesuksesan. Dan ternyata menjadi kaya di usia muda itu jauh lebih menyenangkan.
Tetapi ingat, kaya bukan berarti materialis. Sedikit-sedikit uang, sedikit-sedikit komisi, sedikit-sedikit jasa, bukan itu maksudnya. Kaya di sini berarti bisa berguna, bisa membantu dan meringankan beban sesama. Kaya sejati adalah bila orang disekitarnya ikut merasakan, menikmati kekayaan yang dimilikinya.
Benarkah simbol kekayaan adalah Uang?
Belajar tentang Uang. Sejak kecil semua orang sudah kenal dengan benda yang bernama uang. Namun, kenal bukan berarti faham atau mengerti. Buktinya banyak orang bekerja keras mencari uang, melakukan apa saja demi, uang. Hampir pasti kebanyakan orang mengukur kekayaan dan keberhasilan seseorang dari kepemilikiannya terhadap uang.
Benarkah demikian? Robert T Kyosaki dalam bukunya Rich Dad Poor Dad memberikan kerangka berfikir yang benar tentang uang. Hampir semua orang kaya, tidak bekerja untuk mencari uang. Tetapi dia melakukan aktifitas yang memaksa uang bekerja pada manusia. Anda mau? Mari bersama-sama mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar