BANGUN MENJELANG SUBUH
Apa yang kita bayangkan ketika sebelum adzan subuh berkumandang kita sudah membuka mata? Sebagian dari kita mengatakan dalam hati, “ah, malam masih panjang, matahari mengintip saja belum apalagi terbit, masih ada kesempatan untuk melanjutkan tidur...” Sebagian yang lain mengatakan, “Inilah saatnya kesuksesan dimulai, perubahan dicanangkan, prestasi ditingkatkan, atau saat membuat hari kemarin tidak ada apa-apanya.” Mudah-mudahan kita termasuk kelompok yang kedua.
Waktu subuh juga waktu yang tepat untuk menyapa seluruh makhluk Allah yang memulai aktifitasnya. Burung berkicau, ayam berkokok, kesegaran udara disertai tetesan embun menyegarkan setiap liter udara yang kita hirup. Semua itu akan membuat semangat kita menyala lebih terang. Kehebatan-kehebatan peristiwa subuh menjelang pagi itu akan menjadi daya dorong yang kuat bagi kita untuk menapaki perjalan jam demi jam berikutnya.
Banyak yang dapat kita catat tatkala kita mengawali hari benar-benar dari awal, bukan dari tengah-tengah. Dari awal maksudnya dari mulai matahari terbit, bukan memulai hari ketika matahari sudah benar-benar terbit.
Pertama, saat kita bangun lebih pagi berarti kita lebih siap menghadapi hari. Lebih banyak memiliki waktu untuk merencanakan sesuatu di hari itu.
Kedua, membuktikan bahwa kita tahu kapan waktu bangun dan kapan waktu istirahat. Dan yang terpenting kita belajar menjadi manusia yang tahu kapan menyelesaikan pekerjaan yang ada di depan kita.
Ketiga, melatih kita untuk senantiasa lebih siap mengantisipasi segala kemungkinan, dengan kata lain, tidak meletakkan hidup ini di ujung tanduk.
Keempat, melatih kita dengan kebiasaan para tokoh-tokoh besar dunia. Seorang penulis ternama dari Itali, Dante, pernah mengatakan, “Kebaikan yang dihadirkan di waktu pagi, setangguh obat nujarab yang diracik berbulan-bulan.”
Beberapa pertempuran yang melgenda di dunia ini juga dilancarkan di pagi buta menjelang pagi.
Di antara pembaca saya kira ada yang masih ingat dengan Perang di Pearl Habour 6 Desember 1941. Waktu itu Marsekal Yamamoto asal Jepang berhasil memporak-porandakan barisan tentara Amerika yang masih asyik mandi dan gosok gigi di hari Minggu pagi yang cerah itu. Tercatat tidak kurang dari 300 pesawat tempur Jepang membombardir Pearl dan mendapatkan kemenangan besar. Akibat dari kejadian itu Armada Pasifik Amerika Serikat lumpuh total, bahkan selam berbulan-bulan tidak bisa berperang.
Kisah perang pagi yang lainnya adalah Peristiwa Pembebasan Kota Yogyakarta. Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Menteri Pertahanan saat itu) atas perintah Panglima Besar Jenderal Sudirman meminta Komandan Wekhreise III Kolonel Soeharto untuk membebaskan Kota Yogyakarta dalam enam jam, dari pagi buta sampai maksimal jam 12.00. Dari kalkulasi militer yang dilakukan bahwa jarak antara Bantul dan Yogyakarta cukup jauh, sementara senjata berat milik Belanda berada di Bantul, sehingga memerlukan cukup waktu untuk melangsir senjata-senjata tersebut ke dalam kota.
Akhirnya benar, serangan yang dilakukan 1 maret 1949 itu benar-benar mengagetkan para sinyo Belanda yang tengah santai di pagi hari dan tidak sampai 4 jam kota Yogyakarta sudah kembali berada ke pangkuan Republik Indonesia. Serangan ini selain memukul mental para penjajah Belanda juga membuktikan kepada dunia bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia, walaupun Presidennya ditangkap dan diasingkan, tidak berpengaruh terhadap semangat perjuangan rakyatnya.
Singkat kata, waktu pagi buta adalah waktu istimewa untuk mempersiapkan kesuksesan. Jangan sampai karena telat bangun, kesuksesan kita hilang di patok ayam.
Wallahu a’lam bishawwab
Bersambung......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar